Senin, 16 Januari 2012

Kenangan Dibalik Segenggam Pager.

Gara-gara tadi Della mention tentang hape Pager, gue jadi inget apa yang gue lakukan sama hape Pager itu.


Dulu, yang punya hape Pager itu bokap gue. Dia jarang bawa handphonenya ke kantor, karena menurut dia nggak ada yang perlu dihubungin. Jadi dia tinggal dirumah.

Gue inget, dulu setiap gue pulang sekolah, kalau bosan, gue selalu nyalain hape itu. Hapenya gede. Gede banget untuk ukuran tangan gue yang kecil buat saat itu.

Dulu, nomor telp. darurat yang gue tau cuma nomor telepon polisi. Dulu ibu gue sering bilang, "indy, kamu jangan telfon polisi sembarangan, nanti dipenjara!" tapi karena dasarnya gue adalah anak yang sangat penuh dengan rasa penasaran, gue iseng nelepon ke kantor polisi.

Gue masih inget pertama kali gue nelepon polisi. Kurang lebih seperti ini percakapannya,

"Halo, ada yang bisa kami bantu?"

Suara polisinya berat. Pas saat itu gue ngebayangin kalo yang ngangkat telepon gue adalah polisi berkumis dengan kumis yang sangat, amat lebat.

"Halooo...hhh..aaa..."

Tuuut...tuuut...

Telepon ditutup sama polisinya.

Polisi sok jual mahal.
Gue nggak pantang menyerah, gue telepon lagi kantor polisinya.

"Halo.."

"Ya, ada yang bisa kami bantu?"

"PAAAAK TOLONG SAYA PAAAK! RUMAH SAYA KEMALINGAN! SEPEDA ANAK SAYA HILANG!!! TOLONG PAAAKK TOLOOOONGGGGG!!!!"

Kemudian gue langsung menutup teleponnya.

Gue kira polisinya mau nelepon balik terus mau penjarain gue, ternyata enggak.

Akhirnya setiap hari rutinitas menelepon polisi dengan bilang "pak-rumah-saya-kemalingan-sepeda-anak-saya-hilang" itu makin menjadi, gue semakin sering nelepon kantor polisi, polisinya semakin frustasi.

Sampai akhirnya...

Sepeda gue beneran ilang.

Kaget, shock. Serius. Gue rasa ini hukum karma karena keseringan nelepon polisi gara-gara gue sering bilang sepeda gue hilang. Akhirnya, setelah kejadian itu, gue nggak pernah telepon polisi lagi. Gue takut kalo gue bilang "Anak saya hilang!!!" nanti gue diculik sama tukang ondel-ondel yang pake topeng Teletubbies berambut

P.S: Pak polisi, kan ini kejadiannya udah lama..jangan penjarain saya ya. Saya belum punya pacar.

Kalo diinget-inget, kenapa gue so sweet banget ya setiap hari nelfonin polisi...-____-"

2 komentar:

  1. kenapa lo nggak kepikiran kalo polisinya adalah perwira muda yang masih fresh dan ganteng?
    kan bisa tukeran nomer hape... *eh

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus