Sabtu, 21 Januari 2012

Pembicaraan Menjelang Sore.

Tadi, gue baru aja bangun siang. Seperti biasa hal yang paling pertama dilakukan ngecheck handphone. Nggak ada sms. Dunia tidak adil.

Setelah itu gue beranjak ke luar kamar, mau makan siang. Yang amat sangat telat. Ternyata di ruang makan ada Mama yang lagi nonton TV, beritanya tentang Yuni Shara - Raffi Ahmad.
Nggak penting, lanjut.

Tiba-tiba pas gue mau ngambil piring, Mama bilang, "Ih, baru bangun tidur siang? Mamah nggak bisa tidur nih mau nyuci baju sama Papa nelepon Mama terus."

Kebetulan bokap gue baru tadi siang pergi ke Solo, layaknya anak muda, mereka berdua teleponan terus. Nanya udah sampe/belum, udah makan/belum, apa aja, yang penting teleponan.

"Lebay banget." jawab gue, datar.

"Ih, kamu nggak boleh gitu! Itu namanya Papa kangen sama Mama! Daripada temen Mama, bukannya teleponan sama suaminya malah teleponan sama cowok lain." - Nyolot.

Akhirnya penasaran, gue tanya, "emang siapa, Ma?" sambil ngelanjuttin makan.

Kemudian Mama cerita. Mama cerita kalo temennya yang satu ini suka teleponan sama cowok yang deket, sering jalan bareng, bahkan temen Mama itu sering bolos kerja cuma demi ketemuan sama cowok itu, padahal di sisi lain temen Mama ini udah punya suami dan 2 anak. Mama cerita kalo temennya ini susah buat ngelupain si cowok itu. Bahkan, dia udah hafal nomor handphone cowok tersebut di luar kepalanya.

Mama juga cerita kalo temen Mama ini jadi deket sama cowok lain, karena suaminya cuek dan nggak bisa diajak cerita. Orangnya terlalu "hardworker". Mungkin suaminya temen Mama ini merasa kalau kita punya uang banyak, hidup kita senang. Padahal menurut gue nggak semuanya bisa dibeli pake uang, apalagi perasaan.

"Jadi, temen Mama itu kayak renggang gitu sama suaminya. Nah, cowok yang deket sama temen Mama itu juga sama. Mereka jadi sering saling curhat, jadi ada rasa untuk saling melengkapi satu sama lain."

Bener juga ya, rasa untuk saling melengkapi satu sama lain itu bisa menumbuhkan rasa cinta. Walaupun gue nggak pernah ngerasain sama sekali..tapi, ya sudahlah.

"Oooh." jawab gue, datar. Lalu ngelanjuttin makan.

Akhirnya sambil makan gue mikir, rasa sayang berlebihan ke orang yang kita sayang itu nggak salah. Mama nggak salah, Papa nggak salah teleponin Mama terus.

Cinta itu tingkat ke-lebay-annya ngga mandang umur.

Dan juga, cinta itu nggak seharusnya bercabang, sama seperti cerita temen Mama tadi.

Berarti, gue nggak salah dong sayang sama seseorang secara berlebihan? Selama gue, nggak punya "cabang cinta" ke orang lain? :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar